Most Popular Books by Brenda Clark

Franklin takut pada kegelapan. Ia takut masuk ke dalam cangkangnya yang gelap dan kecil. Menurut Franklin, ada monster di dalamnya. Setiap malam, ibu Franklin menyenteri cangkangnya dan mengatakan bahwa monster itu tidak ada. Namun, Franklin tetap merasa takut pada kegelapan. Ia kemudian mencari bantuan pada Duck, si bebek; Lion, si singa; Bird, si Burung; dan Bear, si beruang kutub. Ternyata mereka semua juga memiliki suatu ketakutan, bahkan ibunya pun memiliki ketakutan. Franklin lega, ia bukan satu-satunya yang memiliki ketakutan. Akhirnya, pada malam harinya, ia masuk ke dalam cangkangnya dan mencoba tidur, meskipun dengan lampu tidur yang menyala.

3 Gigi Bear tanggal. Franklin heran karena Bear menyimpan gigi tersebut. Kata Bear dan teman-teman lainnya, jika gigi tanggal diletakkan di bawah bantal, Peri Gigi akan datang dan menggantinya dengan hadiah. Kata Pak Owl, gigi yang tanggal menunjukkan bahwa kita bertambah besar. Franklin merasa sedih karena ia tidak memiliki gigi, tapi ia ingin bertambah besar. Kura-kura memang tidak bergigi. Franklin kemudian menulis surat kepada Peri Gigi. Surat itu ia letakkan di dekat cangkangnya. Di sisinya ia taruh batu putih kecil. Ia berharap Peri Gigi percaya bahwa itu gigi Franklin yang tanggal sehingga Peri Gigi akan memberikannya hadiah. Keesokan harinya, Franklin mendapat surat balasan. Ternyata Peri Gigi tahu kalau kura-kura tidak bergigi. Franklin menjadi sedih. Namun, Ayah memberikan bingkisan di meja. Kata Ayah, bingkisan itu menunjukkan bahwa Franklin sudah besar. Senangnya hati Franklin.

Franklin sangat menyukai Dinaru, jagoan kanguru. Ia ingin menjadi seperti Dinaru. Suatu hari Franklin dan Siput membaca buku berjudul Dinaru, si Penolong. Franklin lalu punya ide pura-pura menjadi jagoan. Mereka kemudian bermain mempertahankan benteng salju di luar rumah dari serangan monster. Tak lama kemudian ibu Franklin memberi tahu mereka bahwa Dinaru akan datang ke toko buku Pak Heron. Mereka sungguh senang dan menyusun rencana untuk bertemu besok. Keesokan paginya Franklin dan Snail berjalan menuju toko buku Pak Heron. Saat melewati rumah Bu Muskrat, tetangga Franklin, ia tampak membutuhkan bantuan untuk mencari kunci rumah yang hilang. Mereka lalu berhenti dan menolongnya. Franklin berpikir seorang jagoan tidak akan lama menemukan kunci. Sayangnya kunci tidak berhasil ditemukan setelah lama dicari-cari. Franklin lalu punya ide untuk memasukkan Snail ke dalam rumah Bu Muskart untuk membukakan pintu dari dalam. Akhirnya pintu berhasil dibuka dan Bu Muskrat bisa masuk ke rumahnya. Bu Muskrat ingin menyiapkan susu cokelat dan kue untuk mereka, tetapi Franklin menolaknya karena ingin segera bertemu Dinaru di toko buku Pak Heron. Setelah itu Franklin dan Snail bergegas pergi menemui Dinaru. Namun, mereka langsung sedih melihat toko sudah sepi dan tidak ada Dinaru. Ternyata mereka justru mendapatkan kejutan tidak terduga. Dinaru menunggu mereka di ruang sebelah dan sangat bangga dengan aksi jagoan yang dilakukan di rumah Bu Muskrat. Dalam perjalanan mereka tadi, Bu Muskrat menelepon Pak Heron dan menceritakan semuanya. Franklin dan Snail telah menjadi jagoan bagi Bu Muskrat. Tidak disangka bahwa menolong orang lain juga bisa membuat kita menjadi jagoan.

Franklin dan teman-temannya sibuk mengumpulkan beberapa barang seharian. Mereka akan mengubah rumah pohon menjadi seperti kapal. Setelah barang terkumpul, mereka mengecat dan menghias rumah pohon. Keesokan harinya Bear telah menyiapkan sebuah bendera untuk kapal mereka. Ia meminta Franklin merahasiakannya dari teman-teman dan menyimpan bendera di bawah ember. Tak lama kemudian Fox datang membaca setir kapal. Franklin lalu menunjukkan bendera buatan Bear dan meminta Fox untuk merahasiakannya. Ia lalu mengembalikan bendera tersebut ke tempat semula. Beberapa saat kemudian Fanklin pulang. Menjelang siang Franklin dan Bear datang ke rumah pohon. Mereka terkejut saat melihat Fox menunjukkan bendera Bear kepada Beaver dan Snail. Bear sangat kecewa karena Franklin tidak bisa dipercaya dan membuka rahasianya, Bahkan bendera Bear robek karena Franklin dan Bear saling berebut. Sejak saat itu Bear mendiamkan Franklin. Snail lalu mengingatkan Franklin untuk meminta maaf kepada Bear meskipun ia tidak bermaksud membocorkan rahasia. Fraklin kemudian meminta maaf kepada Bear dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Bear pun dapat menerima permintaan maaf Franklin dengan tersenyum.

Suatu hari Franklin, Bear, serta kedua ayah mereka pergi bertualang naik kano. Mereka akan berkemah di tepi pinggir Teluk Sandy. Ini pengalaman baru untuk Franklin dan Bear. Mereka sudah membayangkan keseruan-keseruan yang akan terjadi. Awalnya Franklin dan Bear sungguh bersemangat menikmati petualangan dan belajar banyak hal baru. Namun, lama-kelamaan mereka mengeluh karena capai dan berharap bertualang naik perahu motor. Setibanya di Teluk Sandy, tampak berjajar perahu motor dan tenda kemah yang ramai. Tempat itu mudah dijangkau oleh mereka dengan perahu motor. Alhasil, banyak petualang datang berkemah. Franklin dan Bear merasa tidak nyaman. Mereka lalu menyusuri jalan setapak di sekitar teluk untuk menemukan tempat yang nyaman. Franklin dan Bear berhasil! Mereka menemukan tempat yang sunyi, nyaman, dan hanya bisa dijangkau oleh kano karena perairannya dangkal. Franklin dan Bear akhirnya senang tidak naik perahu motor dan bisa merasakan petualangan naik kano sesungguhnya.

Benjamin assiste à un spectacle de magie et décide de devenir magicien. > annonce-t-il à ses amis. Oups, ça ne fonctionne pas! Faire de la magie n'est pas si facile que ça. Mais avec les tours simples que lui montre son père, Benjamin parviendra à épater tout le monde!

Marketing Dynamics provides a well-rounded introduction to the marketing mix, including the four Ps--product, price, place, and promotion, as well as a foundation in related economic and business principles. New chapters on social media marketing and the marketing pitch better prepare students for the realities of a fast-paced career in business, while other essential topics in marketing research, targeting a market, and entrepreneurship are also included. This text reveals how marketing concepts relate to many of the current companies and products students are exposed to each day. This edition has been updated to include current examples of marketing campaigns, businesses, and offers even more hands-on practice with new problem-based learning activities where students step into the role of a marketer to make business decisions.

Ketika Franklin dan teman-temannya bermain sepak bola, tidak sengaja bola terarah kepadanya dan tepat mengenai dadanya. Sehabis mandi dadanya terasa nyeri. Esoknya, Ibu mengantarnya periksa ke rumah sakit. Ternyata ada tulang rusuknya yang retak dan harus dioperasi. Sesungguhnya, Franklin merasa takut. Namun, ia malu mengakuinya. Ia berpura-pura menjadi berani di hadapan teman-teman, orang tua, dan salah satu perawat. Ketika tiba saat tubuhnya akan dipotret sinar X, ia tidak mau. Menurut Franklin, jika tubuhnya dipotret, orang akan tahu bahwa ia sesungguhnya ketakutan dan hanya berpura-pura berani. Dokter Bear mengatakan bahwa merasa takut bukan berarti tidak berani. Berani berarti mau melakukan apa yang harus dilakukan meskipun merasa takut. Akhirnya, Franklin mau dipotret dan dioperasi. Franklin juga tidak mengira kalau proses operasi berlangsung sangat cepat dan ia bisa segera sembuh.

Franklin joue au hockey sur glace avec ses amis. Mais lorsque son amie Eloise les rejoint dans l'équipe, elle leur fait perdre le match. Franklin, un peu fâché, est alors partagé entre son envie de gagner et son amitié pour Eloise. Mais se rappelant ses débuts, il décide de garder Eloise dans son équipe. Bon esprit d'équipe, Franklin !

A Halloween, Franklin va au bal masqué et visite une maison hantée.....

Franklin veut toujours découvrir de nouvelles choses. Alors quand il trouve une flûte ou qu'il cherche un monstre, il est vraiment ravi ! Mais la petite n'est pas au bout de ses surprises...

Franklin a toujours vécu dans la même maison, dans le même village. Chaque jour, il prend le même bus pour aller à l'école où il retrouve M. Hibou, l'instituteur qu'il a toujours connu. Franklin aime que les choses restent inchangées. Mais la rentrée est là et ses habitudes vont être quelque peu bouleversées...

Aujourd'hui c'est un grand jour, Martin vient passer la nuit chez son ami Franklin.